Pilih Warna : KARAMBA BULU Wonoharjo.Hexat.ComBoyolali merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang di beberapa wilayah terdapat kegiatan usaha budidaya ikan, terutama usaha budidaya ikan sistem karamba jaring apung. Walaupun sumbangan sektor perikanan di tahun 2002 tergolong kecil (0,35 persen) di
bandingkan dengan yang lain, namun sebenarnya potensi pengembangan perikanan khususnya perikana budidaya menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil produksi pada tahun 1998 sebesar 1.284.730 kg sedangkan pada tahun 2002 sebesar 3.132.123 kg. Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu adalah salah satu Desa yang ada di Kabupaten Boyolali yang sebagian penduduknya bermata pencaharian pokok dari usaha budidaya ikan terutama budidaya ikan dengan metode karamba jaring apung. Desa Wonoharjo terletak di bagian utara Kabupaten Boyolali, yang merupakan daerah perbatasan antara Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Grobogan. Desa Wonoharjo terdiri dari 11 dukuh, yaitu : Bulu, Blawong, Tarub, Ngubalan, Sendangnongko, Kedokan, Rejosari, Wonoharjo, Sumurwatu, Sumberan, dan Ngeboran. Desa
Wonoharjo sebagian besar wilayahnya adalah hutan dan lahan yang digunakan untuk pertanian hanya relatif sempit yang tidak sejajar dengan pertumbuhan jumlah penduduknya, selain itu di tempat tersebut terdapat sumberdaya perairan yang berupa waduk, yaitu Waduk Kedungombo. Dengan adanya potensi yang ada di daerah tersebut yaitu perairan waduk yang berfungsi sebagai irigasi, wisata dan pembangkit listrik, juga dimanfaatkan sebagian besara penduduk Desa Wonoharjo terutama penduduk yang tinggal di sekitar waduk untuk usaha budidaya ikan sistem karamba jaring apung. Di daerah tersebut hanya terdapat usaha budidaya ikan jaring apung, hal ini karena kondisi daerahnya tidak memungkinkan untuk usaha budidaya lain kecuali budidaya ikan dengan metode keramba atau hampang, karena daerah tersebut berbukit, sehingga untuk usaha tambak tidak memungkinkan karena airnya
tidak bisa ke darat, walaupun bisa membutuhkan modal banyak. Usaha budidaya ikan sistem karamba jaring apung ini diusahakan baik dalam sekala kecil yang dikelola oleh masyarakat setempat secara individu maupun dalam bentuk sekala industri yang dikelola oleh perusahaan tertentu. Walaupun membutuhkan modal yang banyak, dan faktor skil dan lainya tetapi perkembangan karamba yang ada di Waduk Kedungombo mengalami perubahan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kuantitatif dapat dilihat dari jumlah petakan karamba baru yang didirikan antara tahun 2005 – 2007 yang mengalami peningkatan. Jumlah petakan karamba jaring apung pada tahun 2005 sebanyak 234 petak dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 425 petak dengan ukuran rata-rata petakan karamba adalah 6 x 6 meter (Daftar petani KJP Dobro, 2007), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4. Perubahan secara kualitatif tampak dari eksistensi usaha karamba apung tersebut, maksudnya adalah bahwa hanya usaha karamba yang berkualitas yang masih bertahan dan berkembang hingga kini. Sedang usaha karamba yang kurang modal dan perawatan kurang intensif mulai ditinggalkan. Menurut para petani ikan tersebut dalam setiap panen per kolamnya dapat menghasilkan rata-rata 1,5 ton ikan. Pemasarannya atau penjualan dari hasil budidaya ikan ini sudah sampai ke beberapa wilayah antara lain: seluruh Jawa Tengah, Surabaya, Jakarta dan sampai kewilayah Bali, selain itu ada juga dari hasil perikanannya langsung dijual di tempat, dan bisanya ada perusahaan tertentu yang datang dan langsung membeli semua ikan yang dipanen. Perkembangan usaha budidaya ikan ini tidak akan lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti yang dijelaskan di atas yaitu salah satunya adalah modal, skill dan sebagainya.
Analisis Data Primer tahun 2007
Dari uraian di atas, keberadaan usaha budidaya ikan sistem karamba jaring apung di Waduk Kedungombo semakin berkembang jumlahnya sehingga dapat meningkatkan gerak laju perekonomian masyarakat secara berkelanjutan yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak ikutan yang luas pada berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat, terutama berpengaruh pada tingkat kondisi sosial ekonomi penduduk setempat. Pengaruh
dari usaha budidaya ikan ini antara lain dapat dilihat dari kondisi tempat tinggal, kesehatan dan pendapatan yang diperoleh petani ikan tersebut. Dengan melihat latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Budidaya Ikan Sistem Karamba Jaring Apung di Waduk Kedungombo Kabupaten Boyolali”